Ihram merupakan salah satu poin pokok dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah, yang mengandung sejumlah peraturan ketat. Jika seorang jamaah melanggar peraturan-peraturan tersebut, sanksi berupa denda atau dam dapat dikenakan. Namun, muncul pertanyaan: Apakah diperbolehkan bagi perempuan untuk mengenakan pakaian berjahit ketika berada dalam kondisi ihram?
Apakah Perempuan Boleh Memakai Pakaian Berjahit Saat Ihram? Mempunyai Jawaban yang Beragam.
Perihal penggunaan pakaian berjahit oleh perempuan saat dalam keadaan ihram menghasilkan berbagai pandangan dalam dunia keilmuan. Secara umum, perempuan diizinkan mengenakan pakaian yang berjahit, selama tetap menjaga aurat dengan pengecualian wajah dan telapak tangan. Hal ini berbeda dengan tuntutan bagi pria yang diwajibkan untuk memakai pakaian yang tidak berjahit.
Namun, penting untuk mencatat bahwa beberapa hadis mengemukakan anjuran bagi perempuan untuk mengenakan pakaian tanpa jahit. Ini memiliki dasar dalam ajaran agama. Meskipun demikian, mayoritas ulama telah menyepakati dan memperbolehkan penggunaan pakaian berjahit. Alasannya adalah untuk menghindari risiko kain yang tidak dijahit menjadi lepas dari badan, yang dapat mengakibatkan terbukanya aurat. Keadaan semacam ini, terutama di tengah keramaian ribuan jamaah yang sedang berihram, bisa menjadi sulit untuk dikelola dan memastikan kain tetap tertutup dengan baik.
Oleh karena itu, sementara ada anjuran untuk menggunakan pakaian tanpa jahit dalam tradisi, terdapat konsensus di kalangan ulama bahwa pakaian berjahit diizinkan dengan pertimbangan keamanan dan menjaga aurat. Keputusan akhir tentang pemakaian pakaian dalam kondisi ihram harus didasarkan pada panduan yang diberikan oleh otoritas agama dan ulama yang diakui.
Perempuan dalam Kondisi Ihram
Pertanyaan apakah perempuan boleh memakai pakaian berjahit selain warna putih dalam keadaan ihram menghasilkan beragam pandangan. Walaupun warna putih disunnahkan oleh Nabi Muhammad SAW, perempuan diperbolehkan memakai kain selain warna putih. Warna putih sendiri lebih banyak dipilih oleh warga masyarakat Indonesia karena identitas dan kesunahannya.
Ketika sedang berada dalam kondisi ihram, sangat dianjurkan untuk tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan. Ini merupakan tindakan yang mencerminkan adab dan ketundukan sebagai hamba Allah. Meskipun melanggar aturan bisa berakibat pada pembayaran dam atau denda, hal ini tetap perlu dihindari.
Adapun denda atau kompensasi yang mungkin harus dibayarkan sebagai akibat melanggar aturan ihram antara lain:
- Menyembelih satu ekor domba.
- Membayar fidyah.
- Berderma kepada enam orang fakir miskin, masing-masing diberikan setengah kilogram kurma atau makanan pokok.
- Melaksanakan puasa selama tiga hari.
Bagi perempuan, cara memakai pakaian ihram lebih sederhana dibandingkan dengan pria. Yang penting, pakaian harus menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memakai pakaian ihram sebagai perempuan meliputi:
- Batas bawah kain mencapai tumit.
- Boleh memakai kaus kaki dan sepatu (khusus untuk perempuan).
- Panjang lengan baju sampai pergelangan tangan.
- Kerudung harus menutupi bagian dada.
- Tidak diperbolehkan menggunakan wewangian.
Dengan pemahaman mengenai kondisi ihram dan hal-hal terkait ibadah haji dan umrah, perempuan dapat lebih baik mempersiapkan diri sebelum pergi ke Tanah Suci. Adapun keputusan akhir mengenai pemakaian pakaian ihram sebaiknya didasarkan pada panduan agama dan fatwa dari ulama yang dihormati.