Pertimbangan membawa tas saat tawaf, sebagai elemen kunci dalam ibadah haji dan umroh, menciptakan perdebatan. Khususnya dalam fokus spiritual tawaf, mayoritas ulama menyarankan untuk menghindari membawa tas yang berpotensi mengganggu konsentrasi. Meskipun ada pendapat minoritas yang memungkinkan, disarankan agar jamaah lebih memilih untuk tidak membawa tas atau memanfaatkan fasilitas penyimpanan yang disediakan di sekitar Masjidil Haram. Yang paling penting adalah menjaga ketulusan dan khusyuk dalam tawaf, sebagai bentuk penghormatan dan pengabdian kepada Tuhan.
Kelayakan Membawa Tas Saat Melakukan Tawaf
Terkait pertanyaan apakah boleh membawa tas saat tawaf, tawaf yang merupakan ritual penting bagi jamaah haji dan umroh, memang menimbulkan beberapa pertimbangan. Tawaf melibatkan mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 putaran di Masjidil Haram dan hanya dapat dilakukan oleh umat muslim dalam keadaan suci.
Menurut penjelasan dari Zona Sejarah Channel di Youtube, jamaah yang tengah menjalankan tawaf diperbolehkan membawa aksesoris kecil seperti tas untuk membawa paspor atau barang berharga. Pendapat ini bermula dari kekhawatiran bahwa jamaah mungkin akan merasa cemas kehilangan barang berharga yang ditinggalkan di kamar hotel. Meski demikian, tetap diingatkan pentingnya memastikan bahwa barang yang dibawa dalam tas tidak mengganggu jamaah lain atau mengacaukan kekhusyukan dalam menjalankan ibadah suci ini.
Syarat Sah Melakukan Tawaf
Sebelum memulai tawaf, terdapat beberapa syarat sah yang perlu dipenuhi agar ibadah ini tidak menjadi sia-sia. Berikut penjelasannya:
- Suci dan Bersih dari Hadast Besar dan Kecil: Sebelum melakukan tawaf, pastikan tubuh dan pakaian Anda dalam keadaan suci dan bersih. Syarat ini merupakan prasyarat penting dalam menjalankan ibadah haji dan umroh.
- Menutup Aurat: Penting untuk memastikan bahwa aurat Anda tertutup dengan baik sesuai dengan aturan yang berlaku bagi laki-laki dan perempuan. Ini adalah bagian dari kesopanan dan rasa hormat dalam beribadah.
- Tawaf Tujuh Putaran Sempurna: Tawaf harus dilakukan dengan melakukan tujuh putaran lengkap mengelilingi Ka’bah, sesuai dengan tata cara yang diajarkan oleh Rasulullah. Tidak boleh ada putaran yang ditinggalkan tanpa alasan yang sah.
- Berada di Masjidil Haram: Tawaf wajib dilakukan di dalam area Masjidil Haram. Tawaf di tempat lain tidak akan dianggap sah. Pastikan tawaf dilakukan di lokasi yang benar.
- Memulai dan Mengakhiri Tawaf Sejajar dengan Hajar Aswad: Saat memulai dan mengakhiri tawaf, pastikan pundak kiri Anda sejajar dengan Hajar Aswad. Arah putaran tawaf adalah berlawanan arah jarum jam.
- Ka’bah Ada di Sebelah Kiri: Selama tawaf, pastikan Ka’bah selalu berada di sebelah kiri Anda. Jika posisi berubah di tengah putaran, segera koreksi dan lanjutkan putaran tawaf dari posisi yang benar.
Memenuhi syarat-syarat ini adalah bagian penting dari menjalankan tawaf dengan benar dan sah. Dengan memperhatikan semua aspek ini, Anda dapat melaksanakan tawaf dengan penuh kesadaran dan kekhusyukan dalam menghadap Tuhan.
Demikianlah penjelasan mengenai syarat sah dalam menjalankan tawaf bagi umat muslim. Oleh karena itu, bolehkah membawa tas saat tawaf? Jawabannya adalah tentu saja boleh.
Apabila Anda berencana untuk menjalankan ibadah haji atau umroh, Persada Indonesia siap memberikan dukungan. Sebagai agen travel haji dan umroh terpercaya yang telah berpengalaman selama 30 tahun dan berpusat di Surabaya, kami siap memberikan paket perjalanan yang lengkap dengan harga yang terjangkau. Kami berkomitmen untuk memandu calon jamaah sesuai dengan ajaran dan syariat Islam, memberikan kenyamanan dan keamanan selama perjalanan. Untuk memberikan panduan spiritual yang terbaik, Ustadzah Oki Setiana Dewi akan hadir sebagai pembimbing. Informasi lebih lanjut dapat Anda dapatkan dengan menghubungi kami di kontak yang tersedia.