Melafalkan doa sa’i Shafa Marwah bukan sekadar memenuhi rukun haji dan umrah. Anda menapak dari Bukit Shafa ke Marwah sebanyak tujuh kali, meneladani perjuangan Siti Hajar yang dengan penuh harap mencari air untuk Ismail. Setiap langkah dalam sa’i mencerminkan usaha, doa, dan kepasrahan total kepada Allah. Sa’i bukan hanya gerakan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang mengajarkan ikhtiar dan tawakal. Oleh karena itu, penting bagi setiap jemaah memahami bacaan doa sa’i dan urutan pelaksanaannya.
Dalam artikel ini, Anda akan menemukan panduan teknis serta refleksi makna sa’i agar ibadah terasa lebih khusyuk dan bermakna. Memahami arti dan tujuan setiap bacaan akan membantu Anda menjadikan sa’i sebagai momen perenungan yang memperkuat hubungan dengan Allah.
Baca juga: Apa Saja Istilah dalam Haji? Simak Ulasannya!
Dasar Syariat Sa’i: Jejak Suci dalam Al‑Qur’an
Allah SWT telah menetapkan sa’i antara Shafa dan Marwah sebagai bagian dari syariat-Nya melalui Al-Qur’an. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 158, Allah berfirman:
اِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَاۤىِٕرِ اللّٰهِ ۚ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ اَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ اَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِمَا ۗ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًاۙ فَاِنَّ اللّٰهَ شَاكِرٌ عَلِيْمٌ
Innas-safa wal-marwata min sya’a’irillah, fa man hajjal baita awi’tamara fa la junaha’alaihi ay yattawwafa bihima, wa man tatawwa’a khairan fa innallaha syakirun’alim.
Artinya: “Sesungguhnya Shafa dan Marwah merupakan sebagian syiar agama Allah. Maka siapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.”
Ayat ini menegaskan bahwa sa’i bukan hanya tradisi, melainkan syiar yang memiliki dasar ilahi. Oleh karena itu, ketika Anda melangkah di antara dua bukit tersebut, Anda sejatinya menapaki jejak suci yang telah disyariatkan. Agar setiap langkah terasa bermakna, Anda perlu melafalkan doa sa’i Shafa dan Marwah sesuai sunnah. Dengan begitu, ibadah Anda tidak hanya sah secara hukum, tetapi juga menyentuh sisi spiritual yang mendalam.
Panduan Sa’i Shafa dan Marwah
Setelah Anda memahami makna dan sejarah sa’i sebagai wujud ikhtiar kepada Allah, kini mari kita bahas bagaimana Anda bisa melaksanakan sa’i dengan benar. Anda perlu mengetahui arah gerakan, jumlah putaran, hingga bacaan doa sa’i Shafa dan Marwah, agar setiap langkah membawa nilai ibadah yang sah dan bermakna. Melansir dari CNN Indonesia, berikut panduan sunnah ibadah sa’i yang wajib dilakukan oleh jamaah:
- Setelah menyelesaikan tawaf, Anda dapat langsung memulai sa’i. Namun, jika merasa lelah, Anda boleh beristirahat sejenak sebelum melanjutkan.
- Sebelum memulai sa’i, naiklah ke Bukit Shafa dan bacalah tahlil serta takbir dengan penuh khusyuk.
- Pada setiap putaran sa’i, hadapkan tubuh Anda ke arah kiblat, lalu bacalah doa sebagai bentuk pengagungan kepada Allah.
- Sepanjang sa’i, Anda dianjurkan untuk berjalan kaki. Akan tetapi, jika sedang sakit atau memiliki keterbatasan fisik, Anda boleh menggunakan bantuan seperti kursi roda atau alat bantu lainnya.
- Saat tiba di dua garis hijau di tepi Wadi al-Qadim, laki-laki disunnahkan untuk berjalan cepat, sedangkan perempuan tetap berjalan biasa.
Bacaan Doa Sa’i di Shafa dan Marwah
Setelah memahami makna sa’i dan langkah-langkah pelaksanaannya, kini saatnya Anda mengetahui bacaan doa sa’i yang disunnahkan dalam setiap putaran. Dengan melafalkan doa yang tepat di setiap posisi, Anda tidak hanya menyempurnakan ibadah secara syariat, tetapi juga menghidupkan nilai-nilai keimanan dalam hati. Berikut ini adalah doa-doa yang dapat Anda baca selama melaksanakan sa’i di Shafa dan Marwah.
1. Niat melaksanakan sa’i
أَبْدَأُ بِمَا بَعْدَ اللَّهِ بِهِ وَرَسُولُهُ. إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ. فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا. وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
Abda ubimaa ba’da Allahu bihi Warasuulluh. Innasshafaa wa marwata min sya’aairillaah faman hajjal baita awi’tamara fallaa junaaha ‘alaihi ansyathawwa fabi himaa wamantathawwa ‘akhairan fa innallaha syaakirun ‘aliim.
Artinya: “Aku memulai apa yang sudah dimulai oleh Allah dan oleh Rasul. Sesungguhnya bukit Shafa dan bukit Marwah sebagian dari tanda kebesaran Allah. Barang siapa yang pergi haji ke rumah Allah atau umrah maka tidak ada dosa bagi yang mengerjakan sa’i di antara keduanya.”
2. Doa saat mendaki bukit Shafa Marwah
اِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَاۤىِٕرِ اللّٰهِ
Innas-safa wal-marwata min sya’a’irillah.
Artinya: “Sesungguhnya Shafa dan Marwah merupakan sebagian syiar agama Allah.”
3. Doa setelah tiba di atas bukit Shafa berbatu sambil menghadap Ka’bah
هُ اَكْبَرْ ٣× لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرْ، اللهُ اَكْبَرْ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ، اللهُ اَكْبَرْ عَلَى مَا هَدَانَا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى مَااَوْلَانَا لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِ وَيُمِيْتُ بِيَدِهِ الْخَيْرِ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ
Allohu-akbar 3x La-ilaha ilallohu wa llahu akbar, Allahu akbar walilahil-hamd, Allohu-akbar ‘ala mahadana wal-hamdulillahi ‘ala ma aulana. La-ilaha ilalloh wahdahu lasyarikalahu lahul-mulku walahul hamdu yuhyi wayumitu biyadihil-khoiri wahuwa ‘ala kuli syai-ingqodir.
Artinya : “Allah Maha Besar 3x, Tidak ada Tuhan kecuali Allah. Allah maha besar, segala puji bagi Allah, Allah Maha besar, atas petunjuk yang diberikan-Nya kepada kami, segala puji bagi Allah atas karunia yang telah dianugerahkan-Nya kepada kami. Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian. Dialah yang menghidupkan dan yang mematikan, pada kekuasaan-Nya lah segala kebaikan dan Dia berkuasa atas segala sesuatu.”
4. Doa di antara dua pilar hijau
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاعْفُ وَتَكَرَّمْ وَتَجَاوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ إِنَّكَ تَعْلَمُ مَالاَ نَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ اللهُ الاَعَزُ الاَكْرَمُ.
Rabbighfir warham wa’fu wa takarram, wa tajaawaz ammaa ta’lam innaka ta’lamu maa laa na’lamu, innaka antallahul-a’azzul-akram.
Artinya: “Tuhanku, ampunilah, sayangilah, maafkanlah, bermurah hatilah dan hapuskanlah apa-apa yang Engkau ketahui. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui apa-apa yang tidak kami ketahui. Sesungguhnya Engkaulah Allah Yang Maha Mulia dan Maha Pemurah”.
5. Doa ketika sampai di bukit Marwah sesudah sa’i
اللّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا وَعَافِنَا وَاعْفُ عَنَّا وَعَلَى طَاعَتِكَ وَشُكْرِكَ أَعِنَّا وَعَلَى غَيْرِكَ لاَتَكِلْنَا وَعَلَى اْلإِيْمَانِ واْلإِسْلاَمِ الَكَامِلِ جَمِيْعًا تَوَفَّنَا وَأَنْتَ رَاضٍ عَنَّا اللّهُمَّ ارْحَمْنِيْ أَنْ أَتَكَلَّفَ مَالاَ يَعْنِيْنِيْ وَارْزُقْنِيْ حُسْنَ النَّظَرِ فِيْمَا يُرْضِيْكَ عَنِّيْ يَاأَرْحَمَ الرَّا حِمِيْنَ.
Allaahumma rabbanaa taqabbal minnaa wa ‘aafinaa wa ‘fu ‘annaa wa ‘alaa tha ‘atika wa syukrika a’innaa wa ‘alaa ghairika laa takilnaa wa alal limaani wal islaamil kaamili jamilan tawaffanaa wa anta raadhin. Allaahumma rhamnii bitarkil ma’aashii abadan maa abgaitanii wa ‘rhamnii an atakallafa laa ya’niinii wa ‘rzuqnii husnan nazhari fii maa yurdhiika ‘annil yaa Arhamar raahimiin.
Artinya: “Ya Allah, terimalah amalan kami, sehatkanlah kami, maafkanlah kesalahan kami dan tolonglah kami untuk taat dan bersyukur kepada-Mu. Jangan Engkau jadikan kami bergantung selain kepada-Mu. Matikanlah kami dalam iman dan Islam secara sempurna dan Engkau rida. Ya Allah rahmatilah kami sehingga mampu meninggalkan segala maksiat selama hidup kami, dan rahmatilah kami sehingga tidak berbuat hal yang tidak berguna. Karuniakanlah kami pandang yang baik terhadap apa-apa yang membuat-Mu rida terhadap kami, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih.”
Selain bacaan di atas, Anda juga dapat menambahkan shalawat, doa pribadi, dan dzikir sesuai kebutuhan. Pastikan bacaan doa sa’i diucapkan dengan jelas dan penuh kekhusyukan.
Refleksi Spiritual: Pelajaran dari Hajar
Pertama, Hajar berikhtiar sepenuh tenaga meski air Zamzam belum tampak. Selanjutnya, ia bertawakal total setelah berulang kali menempuh jalan yang sama. Kisah ini mengajarkan bahwa usaha tanpa ragu dan percaya sepenuhnya kepada Allah berjalan beriringan. Saat kaki Anda menyentuh lantai marmer Shafa‑Marwah, renungkan:
- Keikhlasan: Sejauh mana Anda siap berkorban tanpa menuntut balasan instan?
- Kesabaran: Seberapa teguh hati ketika pertolongan belum terlihat?
- Syukur: Apakah Anda merayakan setiap “setetes” rahmat yang sudah tercurah?
Sa’i sebagai Momentum Transformasi Diri
Lebih jauh lagi, setiap putaran menggambarkan siklus harapan dan ujian dalam hidup. Saat langkah terasa berat, ingatlah bahwa Allah menghadirkan tantangan bukan untuk menjatuhkan, tetapi untuk mengangkat derajat hamba‑Nya. Oleh sebab itu, jangan sekadar mengejar kesempurnaan gerakan; kejarlah perubahan batin yang menjadikan Anda hamba yang lebih rendah hati dan peduli. Melafalkan doa sa’i Shafa dan Marwah di setiap putaran menjadi cara untuk memperkuat ikhtiar lahir dan batin, sekaligus mengaitkan perjalanan fisik Anda dengan makna spiritual yang lebih dalam.
Di Shafa, Anda memulai dengan keyakinan; di Marwah, Anda menutup dengan kemenangan rohani. Bayangkan air Zamzam mengalir di hati, menghidupkan semangat baru untuk menebar kebaikan seusai pulang ke tanah air.
Agar sa’i dan rangkaian umrah lebih fit, pastikan anda menginap di hotel dengan jarak yang dekat dengan Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi. Hubungi Persada Indonesia sekarang juga. Kami siap menjadi sahabat perjalanan ibadah Anda menuju kepulangan yang menenteramkan jiwa.
Tinggalkan Balasan