Doa Talbiyah: Doa Pendek Namun Menggetarkan Hati

20 Juni 2025

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لَا شَرِيكَ لَكَ
Labbaik Allahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik. Innal‑hamda wan‑ni‘mata laka wal‑mulk, laa syarika lak.

Doa talbiyah merupakan seruan suci yang menggema dari lisan para jemaah haji dan umrah sejak memasuki miqat hingga tiba di Masjidil Haram. Lafaz yang terkenal dari doa talbiyah ini adalah “Labbaikallahumma labbaik”, sebuah bacaan yang singkat namun mengandung makna luar biasa. Setiap lafaznya mencerminkan ketundukan total, keikhlasan hati, serta rasa haru seorang hamba yang datang memenuhi panggilan Allah. Kalimat ini bukan sekadar bacaan ritual, melainkan ekspresi spiritual yang dalam dan menyentuh. Mari kita telusuri makna doa talbiyah ini selangkah demi selangkah, untuk memahami kekuatan spiritual yang terkandung di dalamnya.

Baca juga: Kapan Doa Talbiyah Dibaca Ketika Umrah?

Melalui penjabaran berikut, Anda akan melihat bahwa setiap lafaz dalam bacaan labbaikallahumma labbaik menyimpan pesan spiritual yang dalam dan penuh ketundukan.

Uraian Makna Per Kata Doa Talbiyah

1. لَبَّيْكَ – Labbaik

Kata Labbaik berasal dari kata labbā, yang berarti “aku datang dengan patuh” atau “aku memenuhi panggilan.” Dalam konteks haji, ini menunjukkan kesiapan total seorang hamba untuk memenuhi panggilan Allah, bukan hanya secara fisik tetapi juga secara hati dan niat. Pengulangan kata ini menandakan kesungguhan dan kontinuitas dalam penghambaan.

2. اللَّهُمَّ – Allahumma

Kata Allahumma adalah bentuk khusus dari panggilan kepada Allah. Para ulama menyebut bahwa ini bukan sekadar panggilan biasa, tapi ungkapan pengakuan terhadap kedekatan dan kemahakuasaan-Nya. Ia menyatukan antara doa, pujian, dan kepasrahan.

3. لَا شَرِيكَ لَكَ – Laa syarika laka

Frasa ini berarti “tiada sekutu bagi-Mu.” Di sinilah letak deklarasi tauhid paling jelas. Kita menyatakan bahwa hanya Allah satu-satunya yang berhak disembah, ditaati, dan diikuti. Dengan ini, kita melepaskan diri dari segala bentuk ketergantungan selain kepada-Nya.

4. إِنَّ الْحَمْدَ – Innal hamda

“Sesungguhnya segala pujian” — kalimat ini bukan hanya pengakuan, tapi juga penyadaran bahwa semua bentuk kebaikan dan kebaikan yang diungkapkan lewat lisan manusia, hakikatnya adalah milik Allah. Bahkan saat kita memuji, pujian itu kembali pada-Nya.

5. وَالنِّعْمَةَ – Wan-ni‘mata

“Dan segala nikmat” — kita menyatakan bahwa semua karunia, baik mate

Dari maupun spiritual, lahir maupun batin, berasal dari Allah. Ini mendorong kita untuk bersyukur secara aktif, bukan sekadar pasif.

6. لَكَ وَالْمُلْكَ – Laka wal-mulk

“Milik-Mu kerajaan” — seluruh kekuasaan, kendali, dan otoritas atas alam semesta berada di tangan Allah. Ini mengingatkan kita bahwa tak ada yang terjadi kecuali dengan izin-Nya, dan tak ada yang bisa kita kendalikan sepenuhnya selain diri yang pasrah pada-Nya.

7. لَا شَرِيكَ لَكَ – Laa syarika laka (Diulang)

Penegasan ini menjadi penutup sekaligus pengingat. Bahkan setelah menyebut pujian, nikmat, dan kekuasaan, kita tetap kembali pada prinsip tauhid: tidak ada sekutu bagi Allah dalam segala hal.

Doa Talbiyah sebagai Bentuk Berserah Diri kepada Allah

Doa talbiyah bukan sekadar bacaan dalam ihram, melainkan pernyataan tunduk sepenuhnya kepada Allah. Kalimat “Labbaikallahumma labbaik” adalah jawaban aktif atas panggilan-Nya. Tanda bahwa kita siap menjalankan perintah-Nya dengan ikhlas.

Menurut BPKH, talbiyah mencerminkan pemurnian tauhid dan keikhlasan. Dengan mengucapkannya, seorang Muslim melepaskan segala bentuk syirik dan hanya mengarah kepada satu tujuan: Allah semata.

Ulama seperti Al-Qurthubi menjelaskan bahwa pengulangan “labbaik” melambangkan ketaatan yang berkelanjutan, bukan sesaat. Syekh Ibn Utsaimin bahkan mengibaratkan talbiyah sebagai bentuk “menyerahkan kendali hidup” hanya kepada Allah.

Ketika talbiyah diucapkan dengan kesadaran penuh di tengah ihram, thawaf, atau wukuf, maka ia menjadi simbol berserah diri yang sejati: tunduk, patuh, dan sepenuhnya pasrah hanya kepada-Nya.

Labbaikkan Panggilan-Nya, Wujudkan Perjalanan Suci Anda

Jamaah membaca doa talbiyah saat thawaf

Doa talbiyah bukan sekadar lantunan lisan, tetapi cerminan hati yang siap tunduk dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah. Setiap kata dalam “Labbaikallahumma labbaik” mengandung makna mendalam tentang keikhlasan, tauhid, dan kesiapan seorang hamba dalam menjalani panggilan-Nya.

Kini, saatnya Anda tidak hanya memahami maknanya, tapi juga mengamalkannya dalam perjalanan spiritual yang nyata. Persada Indonesia hadir untuk menjadi sahabat ibadah Anda. Dengan layanan Haji Plus resmi berkuota dengan masa tunggu sekitar 7 tahun, dan pendampingan dari Ustadzah Oki Setiana Dewi sebagai Brand Ambassador, hubungi kami untuk menemani setiap langkah ibadah Anda dengan nyaman dan penuh makna.

Rate this post

Tinggalkan Balasan