Ibadah umroh, menjadi puncak hasrat bagi kaum Muslimin. Sebab, melalui pelaksanaan ibadah umroh, keberlimpahan pahala dapat diraih dengan begitu melimpah. Akan tetapi, bagaimana jadinya bila ajal menjemput di tengah pelaksanaan ibadah suci tersebut?
Kematian saat menjalankan rangkaian ibadah umroh ternyata bukanlah peristiwa yang jarang terjadi. Sebab, baik karena keterbatasan kesehatan ataupun tanpa adanya tanda-tanda sebelumnya, banyak di antara jamaah umroh yang menghembuskan nafas terakhir di tanah suci.
Bagaimana Jika Terjadi Kematian Saat Menjalankan Umroh
Ketika seseorang menghembuskan nafas terakhirnya saat menjalankan ibadah umroh, akan ada anugerah istimewa yang ditetapkan bagi mereka. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra Rasulullah SAW, dijelaskan bahwa pahala umroh akan terus mengalir baginya hingga hari kiamat. Oleh karena itu, tak sedikit yang merindukan takdir tersebut terjadi ketika mereka berada di tanah suci.
Namun, skenario berbeda akan terjadi jika seseorang meninggal sebelum sempat memasuki tahap ihram dalam rangkaian ibadah umroh. Dalam situasi ini, Allah SWT akan menghargai niatnya sesuai dengan balasan yang telah ditetapkan. Pendapat ini sesuai dengan ajaran yang disampaikan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah, yang menyatakan bahwa apabila sebuah kecelakaan menimpa sebelum seseorang memasuki tahap ihram, Allah SWT akan membalas niat yang tulus itu.
Bagi individu yang meninggal dalam kondisi telah memasuki tahap ihram, tidak akan ada keharusan bagi wali untuk melakukan penggantian (qadha) ibadah umroh di tahun-tahun mendatang.
Kematian Saat Sedang Berihram dalam Umroh: Perspektif Fiqih dan Tuntunan
Apabila seseorang meninggal dunia saat berada dalam keadaan berihram dalam rangkaian ibadah umroh, terdapat beberapa aspek penting dalam hukum fiqih yang perlu diperhatikan:
- Dimandikan Sampai Harum: Ketika seseorang wafat dalam keadaan berihram, langkah pertama yang perlu diambil adalah memandikan jenazah. Dalam proses ini, disarankan untuk menggunakan air yang dicampur dengan bahan harum seperti bidara atau bahkan sabun, agar jasad tetap harum.
- Pengkafanan Dengan Kain Ihram: Proses pengkafanan jenazah yang sedang berihram dilakukan dengan menggunakan kain ihram yang telah dikenakan oleh si almarhum/almarhumah. Kain ihram ini diikatkan dan disambung dengan dua potong kain lainnya.
- Tidak Diberi Wewangian: Tidak disarankan memberikan wewangian pada jenazah yang sedang berihram. Hal ini bertujuan agar ketika dibangkitkan di hari kiamat, ia hadir dengan keadaan seperti saat berihram dalam dunia.
- Tidak Ditutup Kepala Dan Wajah: Dalam proses pengkafanan, bagian kepala dan wajah jenazah yang sedang berihram dibiarkan terbuka tanpa ditutupi oleh kain.
- Pembangkitan Bertalbiyah di Hari Kiamat: Seseorang yang meninggal dunia dalam keadaan berihram akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan kondisi bertalbiyah, yaitu dalam keadaan seperti sedang menyatakan niat umroh. Ini mengacu pada kepercayaan bahwa dalam kebangkitan akhirat, individu tersebut akan hadir dalam keadaan yang mencerminkan niat dan tekad mereka saat melaksanakan ibadah umroh.
Ketika Jenazah Orang Indonesia Meninggal Saat Umroh
Banyak dari berbagai penjuru dunia yang datang ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah umroh, termasuk warga negara Indonesia. Tidak jarang pula jemaah Indonesia yang menghembuskan nafas terakhir mereka dalam perjalanan suci ini.
Namun, apa yang terjadi jika seorang jemaah Indonesia meninggal dunia di tanah suci? Apakah jenazah mereka akan dikembalikan ke tanah air? Jawabannya adalah, sejauh ini belum ada laporan mengenai jemaah Indonesia yang meninggal di tanah suci dan kemudian jenazahnya dibawa pulang ke tanah air.
Pemerintah Arab Saudi memiliki kebijakan yang umumnya tidak mengizinkan jenazah jemaah yang meninggal di tanah suci untuk dikembalikan ke negara asalnya. Meskipun demikian, ada pengecualian dalam beberapa kasus tertentu. Salah satu contoh yang pernah terjadi adalah kasus Bung Tomo, di mana jenazahnya dikembalikan ke tanah air karena permintaan keluarga.
Seseorang yang wafat di tanah suci akan menerima doa dan penghormatan dari ribuan bahkan jutaan jemaah lain yang sedang menjalankan ibadah di sana. Semua ini adalah bagian dari kebersamaan dan saling mendukung dalam perjalanan spiritual.
Harapan akhir adalah agar setiap individu dapat meninggal dengan husnul khatimah, yaitu dalam keadaan baik dan di bawah lindungan Allah. Semoga kita semua termasuk di antara orang-orang yang berpulang dalam keadaan yang Allah ridhai.