Menurut pandangan yang populer, ibadah haji dan umroh diwajibkan pada tahun ke-6 Hijriyah. Meskipun pada saat itu, Rasulullah berencana untuk melaksanakan umroh bersama para sahabatnya, namun rencananya terhalang karena Makkah dikuasai oleh orang-orang kafir. Tetapi, apakah Rasulullah SAW berhasil melaksanakan ibadah ini dalam hidupnya? Mari cari tahu lebih lanjut.
Pelaksanaan Ibadah Umroh Rasulullah SAW
Pelaksanaan ibadah umroh oleh Rasulullah SAW menyimpan sejumlah perbedaan pendapat, namun informasi dari hadits Aisyah RA, Ibnu Umar, dan Anas menegaskan bahwa beliau telah melakukan umroh sebanyak empat kali.
Salah satu hadits yang mencatat jumlah umroh Rasulullah SAW, dari Qatadah, menyampaikan pertanyaannya pada Anas tentang umroh Rasulullah, dan Anas menjawab, “Rasulullah melaksanakan umroh sebanyak empat kali. Pertama, ketika kaum musyrikin menghalangi beliau. Kedua, umroh di tahun berikutnya yang disebut umroh Al-Hudaibiyah. Ketiga, umroh pada bulan Dzulqa’dah. Dan keempat, umroh saat beliau melaksanakan ibadah haji.”
Mari kita bahas empat umroh tersebut dengan lebih rinci:
- Umroh Hudaibiyah
Pada abad ke-6 Hijriyah, Rasulullah SAW dan 1.400 sahabatnya mencoba melakukan ibadah haji dan umroh, tetapi mereka dihalangi oleh kaum musyrikin yang masih menguasai Makkah. Akibatnya, terjadi perjanjian yang memungkinkan mereka menjalankan umroh tahun depan, tepatnya pada tahun ke-7 Hijriyah.
- Umroh Qadha
Di bulan Dzulqa’dah tahun ke-7 Hijriyah, Rasulullah SAW dan para sahabat berhasil melaksanakan umroh yang disebut Umratul Qadha. Sebelumnya, umroh ini tidak terlaksana dan baru dapat dipenuhi pada tahun ke-7 Hijriyah.
- Umroh Ji’ronah
Pada tahun ke-8 Hijriyah, setelah penaklukan wilayah Thaif, Rasulullah SAW melaksanakan umroh lagi. Tempat miqat ihram umrohnya adalah Ji’ronah. Beberapa sahabat menganggap umroh ini juga merupakan umroh qadha karena sebelumnya mereka memasuki Makkah pada bulan Ramadhan tanpa melakukan ihram umroh.
- Umroh Saat Melaksanakan Haji
Umroh ini dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika melaksanakan ibadah haji wada, yang juga menjadi umroh terakhirnya (Haji Qiran). Ia melaksanakan umroh ini pada bulan Dzulhijjah, dengan miqat ihram dari Zul Hulaifah (Bir Ali) pada tanggal 25/26 Dzulqaidah, tahun ke-10 Hijriyah. Rasulullah SAW juga telah melaksanakan haji sebelumnya, yang disebut Haji Wada atau haji perpisahan.
Perjalanan spiritual Rasulullah SAW ini menginspirasi banyak orang. Jika Anda dan keluarga berencana untuk melaksanakan ibadah umroh, percayakan pada jasa kami, travel umroh Persada Indonesia. Kami menjamin ibadah Anda berjalan lancar, khusyuk, dan aman. Fokuslah pada ibadah dengan baik, dan sisanya serahkan pada kami.
Mari bersama-sama mengikuti jejak Rasulullah SAW dalam meraih berkah dan kedamaian melalui ibadah umroh. Segera bergabunglah dengan kami untuk perjalanan spiritual yang menginspirasi ini.